Kuliah Tamu: Pentingnya Uji Kepekaan Antibiotik dan Kultur Anaerob dalam Mengatasi Tantangan Resistensi Obat
Kamis, 26 September 2024, Departemen Mikrobiologi FK-KMK UGM menyelenggarakan kuliah tamu dengan judul “Interpretasi Uji Kepekaan Antibiotik, Kultur Anaerob, dan Peran Dokter Mikrobiologi Klinik di Setting Klinis”. Acara ini dilaksanakan di Ruang Kuliah Gedung Radiopoetro Lantai 1, FK-KMK UGM, dan dihadiri oleh staf pengajar serta mahasiswa PPDS Mikrobiologi Klinik. Pemateri dalam kuliah ini adalah dr. Erlangga Yusuf, M.Sc., Ph.D., seorang ahli mikrobiologi klinik dari Medical Center, Erasmus University, Rotterdam, Belanda.
Foto 1. Pelaksanaan kuliah tamu di Ruang kuliah Gedung Radiopoetro lantai 1
Dalam pemaparannya, dr. Erlangga menekankan pentingnya Uji Kepekaan Antibiotik (AST) sebagai langkah awal untuk mendeteksi bakteri resisten multi-obat yang dapat membahayakan kesehatan masyarakat. Beliau menjelaskan beberapa metode uji kepekaan antibiotik, seperti Broth Microdilution (BMD), disk diffusion, dan agar dilusi. Selain itu, penting bagi dokter mikrobiologi klinis untuk memahami tipe-tipe AST dan keterbatasannya serta mampu menginterpretasikan hasil dengan tepat untuk memberikan saran terapi yang akurat. Dengan memahami metode AST yang tepat dan mampu menginterpretasikan hasilnya secara akurat, dokter mikrobiologi klinis dapat memberikan rekomendasi terapi yang lebih efektif, sehingga mampu mengurangi risiko komplikasi akibat resistensi obat. Pendekatan yang tepat terhadap kedua tantangan ini merupakan kunci dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, khususnya dalam pengobatan infeksi.
Dalam kuliah tamu tersebut, dr. Erlangga juga menekankan bahwa tantangan utama dalam kultur anaerob adalah karena sifat bakteri anaerob yang memerlukan kondisi tanpa oksigen untuk tumbuh, menjadikannya lebih sulit untuk dikultur dibandingkan dengan bakteri aerob. Kultur anaerob sangat penting, terutama dalam kasus infeksi polimikroba yang kompleks, di mana deteksi yang tepat terhadap bakteri penyebab infeksi dapat menentukan keberhasilan terapi. keberhasilan kultur sangat bergantung pada fase preanalitik yang baik, seperti transportasi spesimen yang sesuai. Ini sangat penting untuk meningkatkan hasil identifikasi bakteri anaerob dan memberikan diagnosis yang akurat.
Foto 2. Antusiasme para peserta yang dihadiri staf departemen mikrobiologi dan mahasiswa PPDS mikrobiologi klinis
Foto 3. Pakar dan seluruh peserta kuliah tamu
Tujuan dari kuliah tamu ini adalah untuk meningkatkan pemahaman peserta mengenai uji kepekaan antibiotik dan kultur anaerob, serta peran vital dokter mikrobiologi klinik dalam setting klinis. Kegiatan ini juga mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya SDG 3: Kehidupan yang sehat dan Sejahtera, dengan mendorong praktik medis yang tepat untuk mengatasi resistensi antibiotik, serta SDG 4: Pendidikan Berkualitas, melalui peningkatan literasi kesehatan bagi para peserta kuliah.
oleh: Ayu R
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!